Disusun oleh : Lailatul Badriyah
NIM : 121810301036
HUJAN ASAM
Istilah
hujan asam pertama kali digunakan oleh seorang ahli kimia Inggris, Robert Angus
Smith, kira-kira 120 tahun yang lalu dalam bukunya yang membahas polusi dari
pembakaran batubara di kota-kota di Inggris. Ia mengatakan bahwa bahan pencemar
di udara yang bercampur dengan air hujan bersenyawa menjadi asam dan
menyebabkan kerusakan bangunan dan monumen bersejarah dan hal terbut dikenal
sebagai hujan asam. Hujan asam merupakan segala macam hujan yang bersifat asam
dari air hujan normalnya. Hujan yang normal, seharusnya adalah hujan yang tidak
membawa zat pencemar dan memiliki pH 5,6 sedangkan hujan asam memiliki pH di
bawah 5,6. Keasaman ini dihasilkan ketika karbondioksida dan materi asam alami
lainnya terurai dalam uap air yang bercampur di udara. Hujan asam ini juga
dapat disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan
bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk
sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan
bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah
larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan
meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan, yang terbukti berbahaya bagi kehidupan manusia
dan alam semesta.
Pada
dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara. Polutan udara tersebut
yaitu Sulfur Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya
dihasilkan melalui pembakaran. Akan tetapi sekitar 50% SO2 yang ada
di atmosfer diseluruh dunia terjadi secara alami, misalnya dari letusan gunung
berapi maupun kebakaran hutan secara alami. Sedangkan 50% lainnya berasal dari
kegiatan manusia, misalnya akibat pembakaran BBF, peleburan logam dan pembangkit
listrik. Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1% sampai 3% dan batubara 0,4%
sampai 5%. Waktu BBF di bakar, belerang tersebut beroksidasi menjadi belerang
dioksida (SO2) dan lepas di udara. Oksida belerang itu selanjutnya
berubah menjadi asam sulfat. NOx juga berasal dari aktifitas jasad renik yang
menggunakan senyawa organik yang mengandung N. Oksida N merupakan hasil sampingan
aktifitas jasad renik itu. Di dalam tanah pupuk N yang tidak terserap tumbuhan
juga mengalami proses kimia-fisik dan biologik sehingga menghasilkan N. Karena
itu semakin banyak menggunakan pupuk N, makin tinggi pula produksi oksida tersebut.
Hujan asam juga dapat terbentuk melalui proses kimia dimana gas sulphur dioxide
atau sulphur dan nitrogen mengendap pada logam serta mengering bersama debu
atau partikel lainnya.
Adapun beberapa dampak yang
ditimbulkan oleh hujan asam antara lain Kelebihan zat asam pada danau akan
mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan. Hujan asam yang larut bersama
nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut sebelum pohon-pohon dapat
menggunakannya untuk tumbuh, korosi dan menyebabkan terganggunya kesehatan
manusia. Terganggunya kesehatan manusia dapat dilihat dari faktor kepekaan
seseorang terhadap pencemaran yang terjadi misalnya balita, orang berusia
lanjut, orang dengan status gizi buruk relatif lebih rentan terhadap pencemaran
udara dibandingkan dengan orang yang sehat.
Usaha
untuk mengendalikan atau mengurangi hujan asam adalah dengan cara penghematan
energi yang menggunakan hasil olahan batu bara dan minyak bumi, pengontrolan
pembakaran batu bara dan minyak bumi bila telah tanah telah menjadi asam,
tambahkan kapur untuk menetralkan kembali pH tanah tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar